Posts

Showing posts from July, 2012

Perkenalan dengan Ekonomi Internasional

Image
Kali ini, aku ingin menceritakan tentang salah satu subjek perkuliahan yang paling susah (menurutku), namun paling menarik, karena pengetahuanku yang sangat minim tentangnya, yakni Ekonomi Internasional. Kajian utama dalam Ekonomi Internasional padadasarnya adalah tentang interdependensi antarnegara yang terjadi melaluihubungan dagang (untuk lebih lanjutnya akan disebut dengan perdaganganinternasional). Dalam perdagangan internasional, terdapat material yangberpindah melalui transaksi dagang antarnegara. Terdapat dua jenis materi yangdapat berpindah, yaitu ide dan barang. Seperti biasanya, untuk menjelaskan fenomena-fenomena di atas, kita akanmembutuhkan sebuah alat analisis bernama teori.

Sejarah Diplomasi

Image
Diplomasi berasal dari kata Yunani, diploma, yang berarti dilipat dua. Kata ini sebenarnya merujuk pada dokumen-dokumen saat itu yang dilipat dua. Hal ini sebenarnya berusaha menunjukkan bahwa diplomasi mengacu pada berbagai kesepakatan yang kemudian harus diarsipkan. Selain itu kata diplomasi juga dapat diartikan sebagai dubious atau bermuka dua. Hal ini juga menunjukkan bahwa para diplomat adalah orang-orang bermuka dua yang dapat berbohong demi kepentingan negaranya.

Neoliberalisme dan Komunitas Internasional

Membicarakan tentang neoliberalisme yang sering dialamatkan kepada pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, tentu tidak dapat terlepas dari pembicaraan tentang globalisasi. Prinsip paling utama dari globalisasi adalah keterbukaan yang menghasilkan integrasi seluruh negara ke dalam sebuah komunitas global dimana setiap individu yang hidup di dalamnya akan memiliki semangat ketergantungan satu sama lain. Dengan mengacu pada sifat dasar masyarakat yang cenderung dinamis dan tidak mau dibatasi oleh sekat-sekat seperti negara, maka integrasi tersebut tidak dapat terelakkan. Dalam keadaan dimana masyarakat seluruh dunia sudah terintegrasi dalam semangat ketergantungan, neoliberalisme pun hadir sebagai sebuah instrumen yang dapat digunakan untuk mengarahkan integrasi tersebut kepada kesejahteraan umat manusia.

Kita Semua adalah Aktor Hubungan Internasional

Selamat datang di abad ke-21! Sebuah abad dimana arus globalisasi sudah sedemikian kencangnya hingga batas-batas negara kini rasanya sudah tidak ada lagi. Setiap manusia saat ini memiliki kesempatan yang sama untuk dapat merubah dunia. Oleh sebab itu, persaingan antarmanusia di panggung internasional kini bukanlah hal yang aneh lagi. Dapat dikatakan bahwa sekarang sudah bukan saatnya lagi membicarakan persaingan antara Bali dengan Lombok, melainkan harus Bali dengan Hawaii. Kemudian segala hal yang disebut dengan nasionalisme itu, kini rasanya sudah bukan masanya lagi untuk diagung-agungkan. Akan tiba masa dimana seluruh dunia akan berintegrasi menjadi satu kesatuan yang benar-benar solid dan untuk dapat mewujudkannya maka segala pintu-pintu yang ditutup dengan alasan kesombongan nationality harus segera dibuka. Bekerjasama dengan siapapun kini menjadi sebuah pilihan yang harus diambil.

Disparitas Kekuatan Dunia

Image
Pernah mendengar istilah Global South atau Global North? Itu adalah istilah yang digunakan para pengamat politik internasional untuk mengkategorikan negara maju dan negara berkembang. Selain kedua kategori itu, terdapat juga istilah LLDC (Least of the Less Developed Country) yang digunakan untuk mengkategorikan negara-negara sangat miskin dan tidak berkembang. Nah, sesungguhnya semua istilah-istilah itu adalah istilah yang dibuat oleh peradaban kolonialisme dan digunakan untuk semakin memperkuat posisi negara-negara Global North di percaturan politik internasional.

Great Powers in World Politics

Para ilmuwan HI hanya mengenal tiga periodisasi system internasional yang pernah ada di dunia: multipolar, bipolar, dan unipolar. Tentu sudah kita ketahui pula bahwa pada ketiga masa itu selalu terjadi perang yang dilakukan oleh para polar-polar tersebut atau penindasan unipolar pada negara-negara kecil lainnya. Rasanya seolah-olah perang itu tidak dapat hilang dan tidak ada satu pun sistem internasional yang dapat menjamin keamanan seluruh manusia di bumi. Hal inilah yang kemudian menjadi pertanyaan, ”Apa sesungguhnya yang membuat suatu negara berperang?” Karena entah mengapa segala teori-teori yang diberikan oleh para pakar HI tetap tidak dapat mencegah suatu perang. Anyway, menjawab pertanyaan itu tentu bukanlah suatu hal yang dapat kulakukan saat ini, oleh sebab itu aku cukup dengan mengetahui dulu apa yang melatarbelakangi peperangan yang terjadi dalam ketiga periodisasi tersebut.

Decision Making Process

Kebijakan luar negeri adalah sebuah alat bagi suatu negara untuk mewujudkan national interest-nya di kancah internasional. Dengan kata lain, sebuah kebijakan luar ngeri harus dibuat dengan menimbang national interest negara tersebut. Sebuah kebijakan luar negeri yang tepat akan menghantarkan negara tersebut semakin dekat dengan national interestnya, sementara kebijakan yang buruk tentu akan menjauhkannya. Dengan begini membuat sebuah kebijakan luar negeri akan menjadi perkara yang tidak mudah sebab dapat menentukan posisi negara tersebut di dunia internasional. Maka diperlukan sebuah teknik khusus dalam proses pembuatan keputusan pembuatan kebijakan luar negeri. Untuk hal ini, para peneliti biasanya akan menyarankan sebuah global level analysis. 

Perkenalan dengan Politik Internasional

Image
Salah satu subjek favorit saya dalam HI adalah Politik internasional. Dalam subjek ini, kita akan mempelajari fenomena paling terkenal dalam hubungan internasional dimana terjadi hubungan politik yang timbal balik antarnegara. Mempelajari politik internasional dapat berarti berusaha menjelaskan fenomena tersebut atau mengubahnya. Yang terakhir disebutkan itu memang tidak mudah, namun sangat layak untuk diperjuangkan. Apapun tujuannya, mempelajari fenomena semacam politik internasional dengan gaya ilmiah pasti membutuhkan seperangkat alat khusus bernama teori. Karena itu, penting bagi kita untuk memahami terlebih dahulu apa saja teori-teori yang digunakan dalam studi ini. Pada dasarnya, tidak dapat dipungkiri bahwa ilmu HI berakar pada realisme. Walaupun pada perkembangannya terjadi perdebatan antara realisme dan liberalisme, namun kita semua pasti mengetahui bahwa yang akan mereka bicarakan tidak akan jauh dari masalah power dan negara. Pada perkembangannya lagi, perdebatan ini be