Pengalaman menjadi Sukarelawan APEC SOM-1
Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) adalah sebuah forum yang
diikuti oleh 21 negara di sekitar Samudera Pasifik. Berdiri pada tahun 1989,
APEC dibentuk sebagai respon atas semakin berkembangnya interdependensi di
antara ekonomi negara-negara Asia-Pasifik dengan tujuan mempromosikan
nilai-nilai perdagangan bebas serta mempererat hubungan negara-negara
Asia-Pasifik. Untuk melakukannya, APEC mengadakan pertemuan setiap tahun untuk
melaporkan perkembangan kerjasama ekonomi negara-negara Asia-Pasifik sekaligus
membicarakan prospek kerjasama ekonomi di masa depan.
Pertemuan APEC selalu diadakan dengan tuan rumah yang
berbeda di tiap tahunnya dan pada tahun 2013 ini, Indonesia berhasil
mendapatkan kesempatan tersebut. Pertemuan ini dilaksanakan dalam sebuah
rangkaian acara yang bermula dari Senior Official Meeting 1 (SOM-1) di Jakarta
selama dua minggu dari tanggal 25 Januari – 7 Februari 2013. Agar SOM-1 dapat
berjalan dengan lancar, maka Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia
memutuskan untuk meminta bantuan dari seluruh mahasiswa Hubungan Internasional
(HI) di Jakarta.
Universitas Paramadina merupakan salah satu universitas yang
dimintai bantuan oleh Kemenlu, sehingga diputuskan bahwa lima orang dari
jurusan HI, yaitu: Galang, Miftah, Venny, Sandy, dan Gema untuk menjadi
sukarelawan SOM-1. Pada perkembangannya, Kemenlu masih mengalami kekurangan
relawan, sehingga diputuskan untuk menambah dua orang dari Universitas
Paramadina, yaitu: Diffa dan Derina. Total sebanyak tujuh orang dari Universitas
Paramadina bekerja untuk menyukseskan SOM-1 selama dua minggu tersebut.
Tulisan ini merupakan bentuk laporan sekaligus
pertanggungjawaban atas amanah yang diberikan pada kami bertujuh. Di dalam
tulisan ini akan dijelaskan mengenai pekerjaan-pekerjaan yang kami lakukan.
Secara umum, terdapat tiga jenis pekerjaan yang dilakukan secara bergiliran
oleh kami, yaitu: 1. Meeting Room Attendant (MRA) Supporter; 2. Meeting Area
Attendant (MAA); 3. Document Center (DC) Runner. Ketiga jenis pekerjaan
tersebut akan dijelaskan secara terperinci pada bab-nya masing-masing. Melalui
tulisan ini, kami berharap bahwa pengalaman-pengalaman yang dialami selama kami
bekerja dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pekerjaan seorang
sukarelawan dalam sebuah pertemuan multilateral.
7 Manusia Kece |
Meeting Room Attendant
(MRA) Supporter
Meeting
Room Attendant (MRA) adalah petugas yang bekerja di dalam ruangan ketika sidang
berlangsung. Perintah yang diberikan hanyalah satu, yaitu memastikan sidang
berjalan dengan lancar tanpa gangguan. Sebagai MRA Supporter, kami hanya
menjadi asisten dari para MRA tersebut yang kebanyakan berasal dari Kementerian
Luar Negeri. Tugas kami yang pertama adalah memastikan apakah mikrofon yang
berada di setiap meja delegasi berfungsi atau tidak. Kemudian, kami harus membagikan dokumen dan agenda acara
yang sesuai dengan tema pada pertemuan atau rapat yang diselenggarakan di ballroom tersebut.
Selain membagikan
dokumen dan agenda, kami juga bertugas untuk membagikan absensi yang wajib
diisi oleh seluruh delegasi yang hadir di pertemuan tersebut. Absensi tersebut
terbagi menjadi dua yaitu absensi untuk Kementerian Luar Negeri Republik
Indonesia dan untuk secretariat APEC. kami juga turut bertugas memberikan alat
bantu semacam pengontrol jarak jauh untuk presentasi para delegasi. Ketika
sidang sudah dimulai, kami hanya perlu untuk duduk dan mengawasi jalannya
sidang, seandainya ada delegasi yang membutuhkan asistensi kami, seperti
mengkopi bahan presentasi yang mereka miliki.
Suasana sebelum sidang dimulai |
Pengalaman
yang kami dapatkan selama menjadi MRA Supporter adalah mendapatkan kesempatan
untuk tahu bagaimana jalannya rapat APEC berlangsung. kami juga bertemu dan
dapat berbincang dengan beberapa delegasi yang ramah mengenai APEC, Jakarta,
maupun tentang kehidupan sebagai mahasiswa Hubungan Internasional dan kami juga
berkesempatan mendapatkan kartu nama mereka, dengan pesan kami diberi
keleluasaan untuk menghubungi mereka apabila ingin menanyakan sesuatu berkaitan
dengan dunia internasional. Pengalaman APEC yang kami dapat kan merupakan,
pengalaman yang sangat berarti untuk kami dan kami merasa sangat beruntung
karena kami bisa menjadi salah satu dari volunteer
APEC. Suatu kehormatan bagi kami untuk dapat merasakan menjadi seorang volunteer yang turun langsung menangani
dan bekerja untuk acara APEC yang berlangsung di Jakarta kemarin.
Meeting Area Attendant (MAA)
Meeting
Area Attendant (MAA) adalah petugas yang berada di luar ruangan saat sidang
berlangsung. Sebagai MAA, kami bertugas untuk memastikan sidang berjalan dengan
lancar dari luar ruang pertemuan. Caranya yaitu dengan menjaga pintu masuk
untuk menerima para tamu dan delegasi dimana disana terdapat alat bernama RFID
untuk memeriksa ID card.
Siapapun yang ingin melewati pintu masuk wajib menempelkan ID Card mereka
di alat tersebut. Dengan begitu, kami dapat memastikan apakah orang yang masuk
benar-benar delegasi yang dapat masuk ke ruang pertemuan atau tidak. Sementara
untuk yang bukan delegasi, dibutuhkan kartu tambahan yang disebut dengan Overpass untuk dapat melewati
pemeriksaan RFID.
Contoh ID Card dan Overpass |
Walaupun
terkesan sederhana, namun pekerjaan ini sangat penting agar sidang dapat
berjalan dengan lancar tanpa gangguan dari orang-orang yang tidak bertanggung
jawab. Sistem ini termasuk sangat ketat karena setinggi apapun jabatan
seseorang, jika ia tidak lolos pemeriksaan ID Card, maka ia tidak dapat
lewat. Selain itu, sebagai MAA kami juga bertugas untuk melayani
pertanyaan-pertanyaan delegasi terkait letak ruangan. Hal ini penting sebab
lokasi meeting area yang luas dan berada di dua tempat berbeda sering membuat
bingung para delegasi yang akan bersidang. Berikut beberapa pengalaman menarik
saat menjadi MAA:
1. Ketika itu, beberapa warga negara asing yang kami
asumsikan sebagai warga negara Tiongkok tiba-tiba menanyakan di mana letak
Ballroom 4. kami dan rekan MAA kami sedikit kebingungan karena di Ritz-Carlton
Kuningan hanya ada Ballroom 1, 2, 3&5 saja. Ketika kami menjelaskan bahwa
di Ritz-Carlton tidak terdapat Ballroom 4, mereka justru marah dan hampir saja
menerobos penjagaan. Beberapa petugas keamanan bertindak tegas dan akhirnya
warga negara asing tersebut dibawa turun ke lobi utama.
2.Pagi itu menjelang meeting pertama, hanya Galang yang
bertugas menjaga RFID di depan eskalator dekat Ballroom 5 di Ritz-Carlton. Saat
itu, ada seorang delegasi yang membutuhkan informasi sehingga Galang
membantunya. Tetapi keputusan tersebut ternyata justru menjadi kesalahan yang
cukup fatal. Ketika kami membantu delegasi tersebut, tidak ada seorang pun yang
mengawasi monitor RFID, bahkan petugas keamanan yang seharusnya membantu Galang
tidak mengawasinya. Ketika itu pula datang Bapak Direktur Asia-Pasifik. Beliau
akhirnya menanyakan kenapa tidak ada seorang pun yang mengawasi monitor RFID
dan menganggap bila lebih baik RFID ditiadakan saja karena seakan tidak
berfungsi secara maksimal dan membuang-buang uang saja. Kami pun yang bertugas
di area tersebut terkena omelan Bapak Direktur. Pengalaman yang sangat berharga
untuk tidak diulang lagi di kemudian hari.
3.Pengalaman
di hari pertama APEC tanggal 25 Januari merupakan pengalaman yang sangat
berharga bagi kami. kami yang tidak mengikuti briefing akhir sehari sebelumnya,
dikejutkan dengan pertanyaan seorang delegasi yang menanyakan tentang bagaimana
cara dia untuk kembali ke hotelnya menggunakan bis transit. kami 100% tidak
tahu jawabannya hanya terdiam dan sebenarnya kami sudah mengarahkan delegasi
tersebut untuk menanyakannya kepada pihak hotel namun dia tetap bersikukuh
bertanya pada kami karena kami seorang volunteer. Akibatnya, delegasi tersebut
memarahi kami dengan raut muka yang penuh dengan kekecewaan. Beruntung, seorang
petugas hotel melihat kejadian tersebut dan membantu kami.
Document Center (DC)
Runner
Pada setiap meeting pastilah ada dan membutuhkan
dokumen, baik itu dokumen pribadi maupun dokumen untuk dibagikan kepada peserta
meeting. Pada SOM 1 APEC kali ini, panitia menyiapkan bagian yang bertugas
khusus mwngurusi dokumen-dokumen.
Bagian ini disebut
dengan Document Center (DC) Runner. Document Center merupakan salah satu bagian terpenting dari pertemuan APEC, karena di bagian
inilah semua dokumen digandakan dan dibagikan ke setiap ruangan pertemuan. Letak
kepentingan dari bagian ini adalah ketika meeting akan dimulai, jika tidak ada
dokumen yang dipersiapkan, maka meeting tidak akan dapat berjalan.
Untuk menggandakan
sebuah dokumen, delegasi haruslah mengisi form
pengajuan/permintaan penggandaan dokumen sekurang-kurangnya sehari sebelum
pertemuan diselenggarakan. Apabila ada delegasi yang yang belum mengisi form pengajuan
maka dokumen tidak bisa digandakan. Tidak hanya menggandakan, bagian ini pun mengontrol
peredaran dokumen yang ada disetiap pertemuan. Jika ada dokumen ( dokumen dari
APEC ) yang beredar tanpa seizin sekertaris APEC, yang bertugas di Document Center, maka dokumen akan ditarik
kembali karena dianggap ilegal.
Dokumen yang
diedarkan merupakan dokumen yang bersifat rahasia. Rahasia dalam artian tidak
ada seorang pun yang boleh mengedarkan dokumen diluar pertemuan. Dengan begitu
dokumen yang tersisa usai pertemuan haruslah dikembalikan ke bagian Document
Center oleh MRA yang bertugas di tiap ruangan. Tak hanya dokumen yang
bersifat rahasia, ruangan DC juga merupakan “Restricted Area”, oleh
karena itu, hanya orang yang bertugas di DC yang diperbolehkan mengakses
ruangan ini. Hal ini tentu bertujuan untuk menghindari hal-hal yang bisa
mengganggu kelancaran bagian DC dalam mengontrol dokumen. Document
Center tidak hanya bertempat di Ritz Carlton Hotel, di Marriot pun ada ruangan
DC. Namun dikarenakan lebih banyak pertemuan yang diselengarakan di Ritz maka,
volunteer DC Ritz jumlahnya lebih banyak.
Sebagai seorang DC Runner, kami akan mendapatkan
kesibukan yang lebih daripada yang lain karena setiap harinya harus menyediakan
seluruh dokumen-dokumen yang dibutuhkan ketika meeting, juga menyiapkan dan
mengantarkan dokumen-dokumen tersebut ke ruangan pada saat sebelum meeting
dimulai. Selain membagikan dokumen, pada saat sebelum meeting kami juga
bertugas memberikan alat bantu seperti walkie talkie kepada yang bertugas
sebagai MRA di dalam ruangan meeting. Bekerja di Ruang Document Center membuat
kami mempelajari bahwa bagaimana cara bekerja dengan tepat waktu secara
profesional.
Kesimpulan
Dua minggu bekerja sebagai sukarelawan
APEC SOM-1 merupakan sebuah pengalaman yang berharga bagi kami. Setiap harinya kami dapat bertemu dengan
banyak orang dari berbagai bidang pekerjaan dan belajar dari mereka. Kami
melihat bagaimana para MRA begitu serius memastikan segala hal mulai dari
kelengkapan dokumen, mikrofon, sampai hal kecil seperti snack para delegasi. Di luar ruangan, kami melihat bagaimana para
petugas keamanan bekerja tanpa kenal lelah untuk memastikan keamanan area di
sekitar tempat pertemuan. Tak jarang mereka membantu kami untuk mengusir orang
tak dikenal yang memaksa masuk ke ruang sidang dan mengaku sebagai delegasi.
Dan di documenting center, kami benar-benar melihat betapa sibuknya orang-orang
di tempat yang merupakan jantung pertemuan ini. Walaupun yang kami kerjakan
hanya menyusun dokumen dan menggandakannya, namun kami menyadari bahwa
pekerjaan inilah yang memungkinkan APEC dapat berjalan dengan sukses dan
menjaga nama Indonesia.
Ketiga pekerjaan yang kami lakukan
mungkin terkesan remeh-temeh, namun kami menyadari bahwa ketiga pekerjaan
itulah yang menopang pertemuan APEC ini. Oleh sebab itu, kami pun melakukannya
dengan sungguh-sungguh. Sebagai hasilnya, banyak manfaat yang kami raih,
seperti melihat langsung bagaimana diplomat berdiplomasi, mengetahui pekerjaan
yang dilakukan orang-orang Kementerian Luar Negeri, dan tentunya mendapatkan
teman sesama jurusan HI dari seluruh Jakarta. Demikian laporan ini dibuat.
Ditulis oleh: Galang Nafiandi, Cardiffa Bertyana Robby, Derina Jayanti, Venny Heriyanti, Sandi Pala Mahendra, Gema Ramadhan Bastari, dan Miftahur Rahman
Terimakasih telah membaca :-) |
Comments
Post a Comment