Perkenalan dengan Ekonomi Internasional


Kali ini, aku ingin menceritakan tentang salah satu subjek perkuliahan yang paling susah (menurutku), namun paling menarik, karena pengetahuanku yang sangat minim tentangnya, yakni Ekonomi Internasional. Kajian utama dalam Ekonomi Internasional padadasarnya adalah tentang interdependensi antarnegara yang terjadi melaluihubungan dagang (untuk lebih lanjutnya akan disebut dengan perdaganganinternasional). Dalam perdagangan internasional, terdapat material yangberpindah melalui transaksi dagang antarnegara. Terdapat dua jenis materi yangdapat berpindah, yaitu ide dan barang. Seperti biasanya, untuk menjelaskan fenomena-fenomena di atas, kita akanmembutuhkan sebuah alat analisis bernama teori.




Ada teori klasik dan ada teori modern yangperbedaannya terdapat pada cara mereka memandang peran negara dalam ekonomi.Teori klasik selalu menekankan bahwa negara harus lebih berperan padaperdagangan, sementara teori modern berkata sebaliknya. Salah satu contoh teoriklasik yang paling terkenal adalah Merkantilisme.

Merkantilisme adalah sebuah cerita ketika kerajaanadalah pusat dari dunia. Segala hal adalah untuk kerajaan dan kemakmurankeluarga raja, tidak lebih. Saat itu sebuah kerajaan dianggap sebagai kerajaanyang superior ketika banyak mengekspor dan sedikit mengimpor. Dengan kata lain,tujuan utama dari teori ini adalah mendapatkan pendapatan sebanyak-banyaknyadan meminimalisir pengeluaran. Akibatnya, gudang-gudang kerajaan penuh denganemas, sementara rakyat kelaparan karena sulit menemukan makanan murah.

Merkantilisme kemudian berkembang menjadiNew-Merkantilism. Paham ini sama-sama menekankan ekspor sebanyak-banyaknya,namun tetap mau melakukan impor. Hanya saja, impor yang mereka lakukanmemerlukan syarat-syarat khusus yang disesuaikan dengan kepentingan negara. Contoh syarat-syarat tersebut antara lain: Green Industry, ISO,Anti-bacteria, dll.

Teori modern, seperti yang dikemukakan di atasselalu beranggapan bahwa perdagangan internasional dapat menjadi maksimalketika negara tidak ikut campur dalam prosesnya. Adalah Adam Smith yang pertamakali mengemukakan teori ekonomi internasional modern-nya. Kebanyakan orangberanggapan bahwa saat itulah ilmu ekonomi modern terlahir.

Bicara tentang Adam Smith, ada satu teori ekonomiinternasionalnya yang sangat terkenal, yaitu Absolute Advantage. Penerapanteori ini kira-kira adalah sebagai berikut. Misal diketahui bahwa Jepangsanggup memproduksi 10 Komputer dan 1m kain dalam satu jam. Kemudian diketahuipula bahwa Indonesia sanggup memproduksi 5 komputer dan 5m kain dalam satu jam.Melihat keadaan seperti itu, teori absolute advantage akan menyarankan agarkedua negara memfokuskan diri pada produksinya yang paling efisien. Jadi Jepanghanya memproduksi komputer, sementara Indonesia hanya memproduksi kain. Setelahitu, kedua negara harus melakukan perdagangan. Intinya, fokuskan produksi padasatu hal saja yang paling efisien dan untuk produksi lain yang memang kurangdapat efisien harus mengimpor dari negara lain.

Manfaat dari teori ini adalah jumlah produksi yangdihasilkan akan semakin mengingkat dan mengurangi beban pekerjaan yang tidakefisien. Permasalahannya adalah, teori ini menciptakan ketergantunganantarnegara. Sehingga, ketika terjadi masalah pada salah satu negara tersebut,misal bencana alam atau konflik politik, negara satunya akan menderita kerugianbesar.

Adalah David Ricardo yang melihat kelemahan dariteori keuntungan absolut Adam Smith. Menurutnya, Smith sama sekali tidakmempertimbangkan kemungkinan negara yang tidak memiliki keuntungan absolut samasekali. Maka dari itu, dia menyempurnakannya dengan teorinya yang disebutComparative Advantage. Penerapan teori ini adalah sebagai berikut. MisalIndonesia dapat memproduksi minyak sawit 25liter dan 15gr Apel sehari. Kemudiandiketahui Malaysia mampu memproduksi minyak sawit 30liter dan 30gr Apel sehari.Melihat kedua hal itu, tentu menurut teori keuntungan absolut perdagangan tidakakan dapat dilakukan karena tidak dapat memberikan keuntungan absolut bagikedua negara. Ricardo melihatnya dengan cara lain.

Menurut Ricardo, perdagangan masih dapat dilakukankarena kedua negara masih dapat menciptakan keuntungan komparatif. Dari kasusdi atas dapat diambil kesimpulan bahwa Indonesia memiliki keuntungan komparatifyang lebih tinggi dalam produksi minyak sawit, yaitu 5/6 dari Malaysia. Denganbegitu, menurut teori keuntungan komparatifnya David Ricardo, Indonesia akanberspesialisasi dalam memproduksi minyak sawit, sementara Malaysia akanberspesialisasi dalam memproduksi Apel. Intinya, dua negara tetap dapatmelakukan perdagangan meskipun tidak menghasilkan keuntungan mutlak.

Sementara itu, ada juga teori yang disebut denganHeckscher-Ohlin Theory yang menekankan pentingnya blessing tiap-tiap negara.Menurut teori ini, tiap-tiap negara harus melakukan ekspor terhadap barang yangmerupakan kelebihan dari negara tersebut dan harus mengimpor barang-barang yangsulit didapatkan di negara tersebut. Misal di Australiamemiliki kelimpahan wool, maka dia harus mengekspor wool. Dan jika di Singapura kekurangan air bersih, makadia harus mengimpor air dari negara lain.


Comments

Popular posts from this blog

Kemerosotan Norma Keamanan Manusia dalam Kebijakan Imigrasi Australia Pasca-1992

Memahami Konstruktivisme

Richard Ned Lebow: Mengkonsepsi Ulang Ide Konstruksi Identitas 'Self' dan 'Other'

Memahami Politik Identitas

Pengaruh Ideologi Konfusianisme terhadap Hubungan Diplomatik Vietnam – China Kontemporer