Posts

Showing posts from January, 2014

Donald E. Weatherbee: 50 Tahun ASEAN Bukanlah Indikator Keberhasilan Regionalisme

Image
Weatherbee dalam tulisannya yang berjudul "ASEAN and Regionalism in Southeast Asia" berusaha menganalisis klaim-klaim yang menyatakan bahwa setelah Uni Eropa, ASEAN merupakan organisasi regional yang paling sukses menjalankan tugasnya. Weatherbee melihat bahwa meskipun ASEAN memang berhasil membuat iklim kooperatif di Asia Tenggara, namun ASEAN masih belum mampu untuk menerapkan lembaga-lembaga suprasional yang dapat membuat ASEAN lebih otoritatif di Asia Tenggara sendiri. Dari fakta sederhana inilah, Weatherbee kemudian berusaha untuk mengukur secara objektif, hal-hal yang umum dianggap sebagai indikator kesuksesan ASEAN sebagai organisasi regional.

Bagaimana Menjadikan Demokratisasi sebagai Agenda Politik Luar Negeri akan menjadi Masalah

Image
Demokrasi adalah sebuah sistem pemerintahan dimana rakyat sebagai objek yang diperintah juga sekaligus menjadi subjek yang memberi perintah. Dengan kata lain, demokrasi adalah sistem dimana rakyat memerintah diri mereka sendiri. Rakyat yang membuat hukum, rakyat yang memilih pemimpinnya, rakyat yang memilih hakim untuk mengadilinya, rakyat memiliki kekuasaan tertinggi dalam sistem demokrasi. Demokratisasi adalah segala upaya yang dilakukan aktor-aktor tertentu untuk mengubah sistem pemerintahan sebuah negara dari non-demokrasi menjadi demokrasi. Umumnya, demokratisasi terjadi pada sistem otoriter, sebab demokrasi dipercaya sebagai antitesis dari sistem otoriter.

Benedict Anderson dan Donald Weatherbee: Asal Usul Asia Tenggara

Image
Ketika kita membicarakan kata “Asia Tenggara,” kita sesungguhnya sedang membicarakan sebuah konsep politik yang diciptakan dengan suatu kepentingan dan latar belakang tertentu. Bagaimana konsep “Asia Tenggara” dapat terbentuk, mengapa harus konsep “Asia Tenggara” yang terbentuk, dan apa yang mengkonstitusi negara-negara untuk menjadi bagian dari konsep “Asia Tenggara” merupakan poin-poin penting yang dibahas oleh Benedict Anderson dan Donald E. Weatherbee dalam bukunya. Tulisan ini akan berusaha mengkomparasikan chapter pertama dari buku kedua penulis di atas, secara spesifik pada bagian penjelasan mengenai asal-usul Asia Tenggara.

Clark D. Neher: Memahami Demokrasi Gaya Asia

Image
Setelah Perang Dunia ke-2 berakhir, gelombang demokrasi ketiga menyerbu wilayah Asia, mengakibatkan banyak negara-negara Asia beralih menjadi demokrasi. Hingga kini, negara-negara Asia berusaha mengintegrasikan nilai-nilai demokrasi liberal Barat ke dalam negaranya. Namun, negara-negara Asia hanya mengambil prosedur dari negara demokrasi dan mengabaikan sama sekali nilai-nilai liberal yang mendasarinya. Nilai-nilai otoriter justru terlihat dalam sistem demokrasi yang diterapkan oleh negara-negara Asia, sehingga melahirkan konsep seperti Demokrasi Terpimpin di Indonesia. Clark D. Neher melihat kondisi ini dan berargumen bahwa inilah demokrasi ala Asia. Sebuah demokrasi yang memang tidak berlandaskan nilai-nilai liberal ala Barat, namun tetap memenuhi esensi demokrasi untuk memberikan kekuasaan pada rakyat.

Awal dari Kejatuhan: Perkembangan Diskursus Anti-Komunisme di Ruang Publik Vietnam Pasca-Doi Moi

Image
Komunisme telah gagal di Vietnam. Begitulah kira-kira pesan yang ingin disampaikan oleh Pangeran Nguyen Phuc Buu Chanh, seorang bangsawan dari Dinasti Nguyen, dalam press release-nya pada 14 November 2004 yang berjudul The Failure of Communism in Vietnam. Pangeran Nguyen, dalam press release tersebut, menekankan bahwa komunis telah gagal memenuhi janjinya untuk menciptakan masa depan dimana rakyat akan berkuasa, bebas, dan hidup makmur di dalam surga komunal. Bukannya memberikan surga komunal, komunis justru menciptakan sebuah negara yang dikuasai hanya oleh elit partai, tidak memiliki kebebasan, dan tidak menjamin hak-hak warga. Lebih lagi, komunis juga telah merampas kebudayaan tradisional Vietnam dan memaksa masyarakat untuk menerima kebudayaan komunis. Menyikapi hal ini, Pangerang Nguyen menyuarakan bahwa semua orang yang merasa bebas harus mengutuk pemerintahan Vietnam yang membiarkan hal tersebut terjadi. Hal yang sama juga dikatakan oleh Tran Bach Dang, seorang pejabat komuni