Posts

Showing posts from August, 2012

Political Interest dalam Organisasi Internasional

Image
Menurut Bennet, organisasi internasional (OI) harus menjadi sarana kerjasama antarnegara demi kebaikan bersama. Kalau menurut Teuku May Rudy, OI adalah tempat berkumpul negara-negara yang bertujuan untuk merumuskan agenda bersama dan memprakarsai perundingan yang dapat menghasilkan perjanjian internasional. Sementara menurut Archer, selain hal-hal tadi, OI juga memiliki fungsi untuk melakukan artikulasi dan agregasi kepentingan. Selain itu, OI juga berfungsi untuk melakukan sosialisasi, rekrutmen, dan penyebar nilai. Dengan kata lain, OI juga dapat berfungsi selayaknya sebuah negara, namun dengan jangkauan yang lebih luas.

Perempuan Indonesia dalam Skema Migrasi yang Tidak Melindungi

Image
Globalisasi telah membuat dunia menjadi sangat sempit berkat teknologi transportasi dan komunikasinya. Orang-orang kini dapat bepergian antarnegara dengan sangat mudah sehingga lapangan pekerjaan menjadi tersebar di mana-mana. Orang yang merasa tidak puas hanya dengan pekerjaan di negerinya kini dapat memilih untuk bekerja di luar negeri. Indonesia memiliki banyak sekali orang-orang semacam itu. Hal ini disebabkan lapangan pekerjaan Indonesia yang belum merata atau hanya terpusat di pulau Jawa, lebih tepatnya Jakarta. Akibatnya, banyak orang yang terpaksa untuk bekerja di luar negeri demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Orang-orang ini umumnya berpendidikan rendah sehingga pekerjaan yang mereka dapat di luar negeri hanyalah pekerjaan kasar seperti buruh proyek dan pembantu rumah tangga (PRT). Mereka disebut dengan TKI atau Tenaga Kerja Indonesia dan mayoritasnya adalah wanita.

Karakteristik DIplomasi Abad ke-21

Image
HI adalah ilmu yang telah berkembang sedemikian rupa. Pada mulanya, ilmu HI muncul karena adanya kebutuhan untuk mengerti mengapa negara melakukan perang. Hal-hal apa yang mendasarinya, dll. Dengan kata lain, HI di awal perkembangannya adalah ilmu yang hanya berbicara tentang negara dan perang. Kemudian dunia pun terus berputar. Teknologi berkembang, manusia pun berkembang. Kini dunia internasional bukan lagi sebuah panggung yang hanya dapat dimainkan oleh aktor bernama negara saja. Organisasi internasional, perusahaan transnasional, bahkan individu, kini dapat turut bermain di panggung besar ini. Hal ini tentu memicu berbagai fenomena dan isu-isu baru yang tidak melulu berupa perang. Oleh sebab itu, kajian HI pun harus turut berkembang dan menyesuaikan. Maka terjadilah pergeseran kajian HI hingga menjadi HI yang kita pelajari saat ini. 

Globalisasi

Image
Globalisasi, sebuah kata yang mampu mendefinsikan abad 21. Apa itu globalisasi? Sampai sekarang belum ada definisi yang dapat disetujui oleh semua orang perihal globalisasi tersebut. Hal ini disebabkan globalisasi sendiri masih berupa barang baru dan keberadaannya masih berupa asumsi beberapa sarjana HI. Satu hal yang jelas, globalisasi selalu identik dengan isitilah seperti universal, interdependensi, interaksi, menyeluruh, dan tanpa batas. Dan yang pasti, globalisasi telah membuat dunia ini semakin sempit. Untuk dapat mengenal lebih dekat mengenai apa itu globalisasi, tentu kita harus melihat terlebih dahulu seperti apa sejarah perkembangannya.

Sistem Internasional

Image
Negara adalah layaknya manusia. Memiliki free will, memiliki keinginan untuk bekerjasama, terkadang berkonflik untuk memperebutkan sesuatu, dan juga mengalami tumbuh kembang. Perilaku-perilaku negara yang sangat acak ini diatur dalam sebuah sistem bernama sistem internasional. Sistem Internasional secara sederhana dapat didefinisikan sebagai sistem yang mengatur hubungan antarnegara bangsa. Namun untuk dapat lebih memahaminya, kita harus mengetahui definisi dari kata ’sistem’ itu sendiri. Pada dasarnya, sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berinteraksi hingga membentuk satu kesatuan kompleks. Jika definisi tersebut dipadukan dengan konsep sistem internasional, maka dapat dikatakan bahwa komponen pembentuk sistem internasional adalah negara bangsa.

Istilah-Istilah Penting dalam Ekonomi Internasional

Image
A. Proteksi Perdagangan Internasional Dalam melakukan perdagangan internasional, tidak semua negara akan menerapkan kebijakan perdagangan bebas. Setiap negara, saat memutuskan untuk berdagang dengan negara lain, harus memikirkan pasar domestik di negaranya. Apakah akan menguntungkan pasar domestik atau malah merugikannya. Persoalan semacam inilah yang membuat sebuah negara melakukan kebijakan untuk membatasi perdagangan internasionalnya. Berikut adalah beberapa kebijakannya: Tarif . Ini adalah kebijakan yang paling populer di setiap negara. Intinya negara yang menggunakan kebijakan semacam ini akan meminta biaya masuk untuk mengizinkan sebuah barang agar dapat masuk ke negaranya. Penerapan kebijakan ini kira-kira adalah sebagai berikut, ”Okay, produk Anda boleh masuk ke negara kami dan bersaing dengan pasar domestik kami, namun kami harus meminta dana kompensasi untuk melakukannya.” Efek dari kebijakan ini akan berbeda tergantung pada yang menerimanya. Bagi produsen, kebija

Perkenalan dengan Organisasi Internasional

Image
Pada dasarnya, Organisasi Internasional (OI) adalah sebuah hasil dari pemikiran kaum liberalis yang percaya bahwa perdamaian dunia dapat terwujud dengan menyerahkan hubungan antarnegara kepada suatu lembaga yang lebih tinggi. Dengan kata lain, OI memiliki peran penting sebagai aktor Hubungan Internasional yang dapat menjadi instrumen suatu negara dalam rangka mencapai kepentingan nasionalnya atau menjadi sebuah forum antarnegara. Selain itu, OI juga dapat berperan sebagai sumber hukum internasional , karena di sanalah terdapat kesepakatan yang telah disetujui oleh banyak negara di dunia. Sebagai mahasiswa HI, tentu penting bagi kita untuk mempelajari OI dan kedua perannya tadi. Hal ini dengan sendirinya menciptakan satu peran lagi bagi OI, yaitu sebagai komponen studi ilmu HI .

Isu-Isu tentang Perdagangan Internasional

Image
Membicarakan tentang persaingan dunia dalam perdagangan internasional, selalu ada perdebatan tentang perlukah pemerintah ikut campur atau tidak di dalamnya. Dua pihak yang berdebat di sini adalah kaum liberalisme dan merkantilisme. Liberalisme menganggap bahwa perdagangan harus dilakukan di dalam free market yang mengambang tanpa campurtangan pemerintah. Antara ekspor dan impor harus seimbang. Tujuan utamanya adalah mencapai kesejahteraan bersama dengan perdagangan yang saling menguntungkan. Merkantilisme menganggap bahwa ekspor adalah segalanya dan impor harus dikurangi. Untuk melakukannya, mereka akan membutuhkan bantuan pemerintah agar melindungi usaha domestik. Prakteknya adalah seperti ini, saat ada barang yang diimpor, maka pemerintah akan meminta agar usaha domestik dapat menciptakan barang yang sama kualitasnya dengan barang tersebut. Setelah berhasil, maka pemerintah akan membantu mempromosikan barang tersebut agar dapat dijual di negara lain (dengan memberikan sub