Istilah-Istilah Penting dalam Ekonomi Internasional


A. Proteksi Perdagangan Internasional
Dalam melakukan perdagangan internasional, tidak semua negara akan menerapkan kebijakan perdagangan bebas. Setiap negara, saat memutuskan untuk berdagang dengan negara lain, harus memikirkan pasar domestik di negaranya. Apakah akan menguntungkan pasar domestik atau malah merugikannya. Persoalan semacam inilah yang membuat sebuah negara melakukan kebijakan untuk membatasi perdagangan internasionalnya. Berikut adalah beberapa kebijakannya:

Tarif. Ini adalah kebijakan yang paling populer di setiap negara. Intinya negara yang menggunakan kebijakan semacam ini akan meminta biaya masuk untuk mengizinkan sebuah barang agar dapat masuk ke negaranya. Penerapan kebijakan ini kira-kira adalah sebagai berikut, ”Okay, produk Anda boleh masuk ke negara kami dan bersaing dengan pasar domestik kami, namun kami harus meminta dana kompensasi untuk melakukannya.”
Efek dari kebijakan ini akan berbeda tergantung pada yang menerimanya. Bagi produsen, kebijakan ini akan memaksa mereka untuk menaikkan harga jual sehingga mereka akan mengalami kesulitan untuk bersaing dengan produk dalam negeri yang bebas tarif. Bagi konsumen, ini akan membuat mereka kebingungan dengan semakin banyaknya pilihan barang yang dapat mereka konsumsi, namun dengan harga yang jauh lebih mahal. Sementara bagi pemerintah, rasanya akan seperti preman pasar yang sedang memalak pedagang baru.
Bentuk-bentuk tarif ada bermacam-macam, namun umumnya hanya ada tiga. Yang pertama adalah bentuk specific yang menyebutkan secara langsung berapa tarif yang harus dibayarkan sang produsen. Yang kedua adalah bentuk Ad Valorem yang menyebutkan besaran tarif sejumlah persenan harga jual asli barang tersebut. Misal harga jual aslinya adalah 500,000 dan tarifnya adalah 10%, maka sang produsen harus membayar 50,000 pada pemerintah. Sementara yang ketiga adalah bentuk compund atau merupakan campuran dari keduanya. Selain itu ada juga bentuk alternatif yang perlu referensi lebih lanjut.

Impor Quota. Adalah kebijakan untuk membatasi jumlah barang yang dapat diimpor suatu negara. Tujuannya adalah menaikkan produksi dalam negeri dan meningkatkan persaingan pasar domestik.

Numerical Export Control. Adalah kebijakan untuk meminta suatu negara agar mengurangi jumlah ekspor ke negaranya. Penerapannya adalah sbb, ”Hey, tolong Anda kurangi ekspor barang Anda ke negara kami karena itu membuat pasar domestik kami kesulitan.” Kebijakan ini pernah dilakukan AS ketika pasar mobil AS dikuasai oleh mobil Jepang. Saat itu AS meminta Jepang agar mengurangi ekspornya ke negara mereka.

Product and Testing Standard. Adalah kebijakan untuk menyeleksi barang-barang yang dapat masuk ke negaranya. Penerapannya adalah sbb, ”Okay, barang Anda boleh masuk ke negara kami, tapi kami seleksi dulu ya, apakah mengandung bakteri atau tidak, apakah mengandung virus atau tidak, apakah halal atau tidak, dsb.” Contoh dari kebijakan ini adalah di negeri Jepang dimana barang-barang yang dapat masuk ke sana benar-benar diseleksi dengan ketat mengingat kultur negara mereka yang sangat mencintai kebersihan.

Public Sector Procurement Policies. Adalah sebuah kebijakan untuk memprioritaskan industri-industri yang mencakup pelayanan publik.

Regulatory Control. Merupakan kebijakan untuk memberikan karantina, inspeksi, dll.

Investment and Ownership Control. Merupakan kebijakan untuk meregulasi para investor asing. Kebijakan ini biasanya diterapkan di negara-negara komunis dimana kepemilikan atas tanah merupakan hak negara.

Dll seperti Local Purchase Requirements, Restricted Access, dan Currency Control.


B. Proteksi untuk Meningkatkan Ekspor
Beberapa negara terkadang membuat sebuah kebijakan khusus untuk meningkatkan daya ekspor negerinya (pushing export). Tujuannya adalah mendapatkan income yang lebih banyak bagi negara. Berikut adalah beberapa kebijakan pushing export:

Strategic Export Subsidies. Merupakan kebijakan untuk memberikan subsidi bagi barang-barang yang dianggap laku jika diekspor.

Foreign Trade Zone. Merupakan kebijakan untuk menciptakan zona khusus untuk perdagangan internasional dimana di sana pun akan diberlakukan peraturan yang khusus. Contoh untuk kebijakan ini di Indonesia adalah Batam. Di Batam, kita dapat membeli handphone atau mobil impor dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan daerah mana pun di Indonesia.

C. Pro dan Kontra Proteksi Perdagangan Internasional
Kebijakan untuk membatasi perdagangan internasional idealnya dibuat untuk semakin memajukan pasar domestic dan menyejahterakan setiap rakyat. Namun, bukan berarti kebijakan ini tidak memiliki kekurangan. Cukup banyak argument-argumen yang dibuat untuk menentang kebijakan ini, terutama dari orang-orang yang mendukung perdagangan bebas. Berikut adalah beberapa argumen dari mereka yang mendukung dan mereka yang menolak:

Distortions. Ini adalah cerita ketika orang-orang meragukan kemampuan pemerintah untuk memberikan pelayanan publik yang baik, sementara uang yang dipungut dari tarif masuk barang-barang impor terus mengalir ke pundi-pundi mereka. Menurut argumen ini, kebijakan tarif hanya akan menguntungkan pemerintah saja dan uang yang didapat tidak akan dikembalikan pada rakyat. Buktinya dapat dilihat jika sektor-sektor yang seharusnya sanggup memberikan pelayanan publik tidak berfungsi dengan maksimal.

Promote Domestic Production. Menurut argumen ini, kebijakan pembatasan perdagangan internasional adalah untuk semakin meningkatkan mutu produk domestic. Selain itu, dapat juga untuk menyelamatkan industri-industri yang sedang sekarat dari terjangan produk-produk luar negeri. Dana APBN pemerintah pun menjadi semakin banyak berkat kebijakan ini dan dapat membawa kebaikan bagi sektor pelayanan publik. Inilah yang kemudian disebut dengan income redistibution atau pemerataan penghasilan pemerintah kepada rakyat. Dengan begitu, National Pride kita pun akan meningkat.

Seperti Sebelumnya, penjelasan kali ini pun tidak bisa terlalu detail dikarenakan kurangnya kemampuan penulis dalam memahami mata kuliah yang bersangkutan. Para pembaca yang tertarik untuk mempelajari lebih dalam lagi tentang Ekonomi Internasional dapat membaca buku karya Thomas Pugel yang berjudul International Economics yang dapat ditemukan di perpustakaan terdekat :)

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Hotel Rwanda Analysis; Peran Politisasi Etnisitas sebagai Pemicu Ethnic Cleansing di Rwanda Tahun1994

Dinamika Perubahan Norma Internasional (Review Makalah Finnemore dan Sikkink)

Pembentukan Regional Peacekeeping Operation untuk Mengatasi Isu Keamanan di ASEAN

Richard Devetak: Memahami Postmodernisme

Patriarki dan Perdagangan Manusia di Indonesia