Perkembangan Perekonomian Asia Tenggara



Asia Tenggara adalah wilayah yang paling perlu mendapatkan perhatian di masa kini. Ketika merdeka, negara-negara Asia Tenggara adalah negara yang tak punya apa-apa. Mereka dapat dikatakan hanya membawa badan untuk menghadapi dunia ini. Namun kini, Asia Tenggara telah mengalami perkembangan pesat. Perubahan ini dapat dilihat pada tiga poin: Pekerjaan, Ekonomi, dan Tenaga Kerja.

Awalnya negara-negara Asia Tenggara hanya bekerja di sektor agrikultural. Rendahnya pendidikan membuat teknologi tidak berkembang, sehingga industri tidak mungkin dilakukan pada masa itu. Namun semua berubah ketika negara-negara Asia Tenggara mengubah Foreign Policy-nya menjadi FDI-friendly. Investasi asing masuk sangat banyak, sehingga pemerintah memiliki kemampuan untuk mengembangkan sektor pendidikan dan membangun industri. Melihat sektor industri yang berkembang dengan sangat pesar, para petani pun mulai tergiur. Sebelumnya, bekerja sebagai petani tidak dapat dikatakan menguntungkan bagi mereka. Pendapatan mereka hanya bergantung pada hasil panen yang tidak pasti dan sangat lama. Melihat industri dimana mereka bisa mendapatkan gaji perbulan dengan pekerjaan yang ringan tentu menggiurkan bagi mereka.Akibatnya, para petani beralih kerja di industri dan ini menandai pergeseran pekerjaan di Asia Tenggara dari Agrikulutral menjadi industrial. Negara yang melakukan ini contohnya adalah Malaysia dan Indonesia.

Kemudian negara-negara Asia Tenggara menjadi sadar akan melimpahnya resources yang mereka miliki. Di saat bersamaan, demand terhadap resources tersebut sangat tinggi sehingga negara-negara Asia Tenggara pun terpaksa menjadi supplier. Namun karena terlalu fokus untuk menyediakan supply, beberapa negara menjadi terlalu tergantung pada pertambangan. Kebanyakan tidak mampu mengembangkan produknya sendiri dan kini terancam untuk terjebak pada pertumbuhan kelas tengah. Contohnya adalah Brunei yang kini menjadi negara penyedia oil paling kaya di Asia Tenggara.

Kemudian dari segi tenaga kerja, terdapat tensi bahwa wanita mulai naik kasta. Jumlah tenaga kerja wanita di Asia Tenggara meningkat dengan drastis dibandingkan dengan masa-masa awal kemeredekaannya. Pada waktu itu, perempuan hanya identik dengan dapur dan jaga rumah, tidak punya kesempatan bekerja sama sekali. Namun kini, bukan hanya bekerja di dalam negeri, perempuan pun juga bekerja di luar negeri. Beberapa memperoleh jabatan tinggi seperti Sri Mulyani.

Globalisasi disinyalir sebagai penyebab utama dari semua perubahan ini. Sebab globalisasi menyebabkan negara-negara memiliki berbagai peran yang berbeda dalam tatanan perekonomian global. Dengan kelimpahan resources-nya, Asia Tenggara mendapatkan peran sebagai pasar yang menjual basic factor of production (Tanah, Buruh, dan Kapital). Peran ini diberikan secara otomatis melalui mekanisme pasar dan berhasil menggeser perekonomian Asia Tenggara secara signifikan. Investasi asing pun masuk dan memberikan ruang bagi terciptanya industrialisasi di Asia Tenggara. Pada akhirnya, dapat disimpulkan bahwa globalisasi merupakan faktor utama dari perkembangan perekonomian di Asia Tenggara.

Comments

Popular posts from this blog

Bahasa Arab dan pengaruhnya terhadap Bahasa Indonesia

Organisasi Regional

Memahami Konstruktivisme

Calon dan Kriteria Negara Maju di Kawasan Asia (Kriteria 1: Penerapan Pasar Bebas)

Sejarah dan Praktek Regionalisme Asia Tenggara