Reformasi Pacific Plan


Tujuh tahun setelah Pacific Plan berjalan, kini telah muncul wacana untuk mengemas ulang badan kerjasama kawasan pasifik tersebut untuk lebih berfokus pada bidang integrasi regional. Wacana tersebut muncul dari Eminent Persons Group (EPG), lembaga konsultasi kawasan pasifik. EPG melalui review team-nya mengungkapkan bahwa kendati Pacific Plan telah meningkatkan kerjasama regional kawasan pasifik, namun masih sangat kurang dalam meningkatkan integrasi regional. EPG menemukan bahwa integrasi berjalan sangat lambat terutama dalam bidang perdagangan regional. Pacific Island Countries Trade Agreement (PICTA) masih belum diratifikasi, kerjasama dagang antara Forum Island Countries, Australia, dan New Zealand (PACER Plus) berjalan dengan lambat, serta kerjasama dagang dengan Uni Eropa pun masih belum dapat tercapai.

EPG merekomendasikan untuk mereformasi Pacific Plan Action Committee menjadi lebih berbentuk entitas bisnis, lengkap dengan Board of Directors untuk membuat kerangka kerja bagi Pacific Plan. Kendati rekomendasi EPG sangat baik, namun belum dapat diterima karena tidak disampaikan dalam bentuk report. Permasalahannya, EPG belum dapat memfinalisasikan report-nya selama mereka belum dapat memastikan dukungan politik terhadap rekomendasi yang mereka berikan. Dalam waktu dekat, EPG akan melakukan pengarahan pada pemimpin negara-negara Pasifik di Majuro.

Ringkasan berita dari Island Business di atas menunjukkan bahwa kawasan Pasifik kini telah berencana untuk meningkatkan proses regionalisme di kawasan tersebut ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Sama seperti ASEAN yang sedang berusaha untuk menciptakan ASEAN Community, sama seperti Uni Eropa yang sedang berusaha untuk menciptakan United States of European Country, setiap kawasan di dunia senantiasa berusaha untuk meningkatkan kerekatan yang dimiliki oleh kawasannya masing-masing. Bjorn Hettne menggunakan terminologi regionness untuk menggambarkan tingkat kerekatan suatu kawasan. Dalam Teori Regionalisme Baru (New Regionalism Theory) yang dikembangkannya, Hettne menjelaskan bahwa sebuah kawasan berkembang melalui lima tingkatan berdasarkan seberapa tinggi regionness yang dimiliki oleh kawasan tersebut. Kelima tingkatan tersebut adalah: (1) Regional Area; (2) Regional Complex; (3) Regional Society; (4) Regional Community; (5) Regional State.

Berdasarkan Teori Regionalisme Baru, kawasan pasifik kini sedang berada pada tahap awal dari tingkatan ketiga, Regional Society. Regional Society ditandai dengan meningkatnya interaksi di antara negara-negara anggota kawasan yang bertujuan untuk menciptakan kesepakatan bersama yang mengikat di antara mereka. Pacific Plan adalah wujud nyata dari kesepakatan yang mengikat di antara negara-negara Pasifik. Sayangnya, Pacific Plan masih belum dapat berjalan dengan maksimal karena belum memiliki arah kebijakan yang jelas. Kini, dengan adanya wacana untuk memfokuskan kebijakan Pacific Plan pada usaha meningkatkan integrasi regional, khususnya di bidang ekonomi, terdapat kemungkinan untuk meningkatnya tingkat regionness milik kawasan Pasifik. Sebab integrasi di bidang ekonomi memiliki potensi untuk merekatkan hubungan di antara negara-negara di dalam kawasan. Terbukti Uni Eropa yang kini telah mencapai tingkatan keempat, Regional Community, dalam Teori Regionalisme Baru merupakan kawasan yang berfokus pada integrasi ekonomi. ASEAN yang kini sedang berusaha mencapai tingkatan keempat dengan membuat ASEAN Community pun juga mengikuti jejak Uni Eropa dengan berfokus pada integrasi ekonomi.

Pasifik kini sedang berusaha untuk meningkatkan tingkat regionness di dalam kawasannya. Caranya adalah dengan mengemas ulang Pacific Plan agar lebih berfokus pada usaha peningkatan integrasi regional khususnya di bidang ekonomi. Berdasarkan komparasi dengan regionalisme di Eropa dan Asia Tenggara, dapat disimpulkan bahwa Pasifik telah mengambil langkah yang tepat dengan menekankan pada integrasi ekonomi. Dengan perkembangan seperti ini, ke depannya mungkin kita akan segera mendengar wacana pembuatan komunitas Pasifik.

Comments

Popular posts from this blog

Bahasa Arab dan pengaruhnya terhadap Bahasa Indonesia

Organisasi Regional

Memahami Konstruktivisme

Calon dan Kriteria Negara Maju di Kawasan Asia (Kriteria 1: Penerapan Pasar Bebas)

Sejarah dan Praktek Regionalisme Asia Tenggara